Bulan Agustus 2024 menghadirkan sejumlah fenomena langit yang menakjubkan, menarik perhatian para pengamat bintang dan masyarakat umum. Di antara fenomena-fenomena ini, Hujan Meteor Perseid dan Blue Moon menjadi sorotan utama yang tak boleh dilewatkan.

Fenomena Langit Agustus, Hujan Meteor Perseid Hingga Blue

Hujan Meteor Perseid, salah satu fenomena langit paling dinantikan setiap tahunnya, mencapai puncaknya pada malam 12-13 Agustus. Perseid dikenal karena menghasilkan sejumlah besar meteor yang terang dan cepat, memberikan pertunjukan visual yang spektakuler. Hujan meteor ini terjadi ketika Bumi melewati jejak debu yang ditinggalkan oleh komet Swift-Tuttle. Partikel-partikel debu ini memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi, menciptakan garis-garis cahaya yang dikenal sebagai bintang jatuh.

Di Indonesia, pengamat langit dapat menyaksikan Perseid dengan mata telanjang dari daerah yang minim polusi cahaya, seperti pedesaan atau pegunungan. Untuk pengalaman terbaik, disarankan untuk melihat ke arah timur laut setelah tengah malam, saat konstelasi Perseus—asal nama Perseid—terbit di langit.

Blue Moon

Fenomena lain yang tak kalah menarik adalah Blue Moon, yang terjadi pada 31 Agustus 2024. Istilah “Blue Moon” merujuk pada kejadian langka ketika dua purnama terjadi dalam satu bulan kalender. Meski namanya “Blue Moon”, bulan tidak benar-benar berwarna biru. Ini hanyalah istilah yang digunakan untuk menandai sesuatu yang jarang terjadi.

Blue Moon kali ini akan menjadi purnama kedua di bulan Agustus, setelah purnama pertama yang terjadi pada 2 Agustus.  ini terakhir kali terjadi pada Oktober 2020, menjadikan Blue Moon sebuah peristiwa yang langka dan menarik perhatian.

Menikmati Fenomena Langit

Mengamati kedua fenomena ini memerlukan kondisi cuaca yang cerah dan lokasi yang jauh dari polusi cahaya. Bagi para pengamat langit yang ingin menikmati Hujan Meteor Perseid dan Blue Moon, persiapkan teleskop atau teropong untuk pengalaman yang lebih mendalam, meskipun keduanya bisa dinikmati dengan mata telanjang.